Busby SEO Test Natal Tahun Baru
Kartu Ucapan Natal tinggal kenangan begitu menurut Ramalan Tahun 2009, Natal dan Tahun Baru adalah saat yang tepat untuk saling berkirim salam dan doa. Kartu ucapan sempat jadi primadona media berkirim salam. Namun, keberadaan kartu ucapan tahun baru atau kartu ucapan natal semakin tergerus oleh teknologi pesan singkat (SMS) dan surat elektronik (email). Lukisan kartu ucapan pun tidak lagi tercipta.Berbagi kasih, berkat, dan kebahagian di Hari natal adalah dambaan setiap orang yang ikut menyambut kelahiran Sang Juru Selamat. Natal, bagi beberapa orang, adalah saat yang paling tepat untuk mendoakan rekan dan keluarganya.
Dapat merayakan Natal dan Tahun Baru bersama orang-orang tercinta adalah dambaan semua orang. Namun, jarak, waktu, dan segala kesibukan membuat kemungkinan untuk dapat beribadah, berdoa, dan berbagi bersama dengan orang-orang terkasih semakin kecil.
Bila kehadiran dan cium tangan tidak memungkinkan, masih terbuka kesempatan mengabadikan momen perayaan lahirnya Yesus dengan kartu ucapan. Berkat dan doa Natal bagi keluarga dan rekan dapat disisipkan dalam sebuah kartu ucapan tersebut. Kompetisi Website Kompas Muda IM - 3
Sebuah kartu ucapan dapat mewakili ungkapan hati seseorang, Bukan hanya itu. Sebuah kartu ucapan konon dapat mewakili kehadiran seseorang. Tulisan tangan terasa lebih ekspresif meski di atas segalanya, tatap muka, tutur kata, dan bahasa tubuh lebih bermakna saat berjumpa.
Namun, kemajuan era digital seolah melibas budaya berkirim surat. Guratan tulisan tangan yang mencerminkan suasana hati si penulis semakin tergerus jaman.
Semua telah terganti dengan fasilitas murah, mudah, dan cepat yang diciptakan sebuah teknologi bernama SMS atau email.
Hal ini juga yang dirasakan Soleh (50). Pelukis jalanan ini menyadari fungsi kehangatan dan romantisme kartu ucapan telah digantikan posisinya oleh kepraktisan SMS dan email. Namun, kemajuan zaman tidak serta-merta membuatnya menyerah melestarikan budaya mengirim kartu ucapan lukisan tangan.
Di antara sekitar 30 pelukis jalanan yang membuka lapak di Jalan Gedung Kesenian Jakarta, Pasar Baru, Jakarta Pusat, hanya laki-laki kelahiran Jakarta ini yang masih melayani pesanan lukisan kartu ucapan Natal.
Saat ditanya mengapa masih tetap melayani pesanan kartu ucapan, jawabnya sederhana, “Saya cuma mau mempertahankan tradisi supaya tidak hilang begitu saja.”Kompetisi Website Kompas Muda IM3
Usahanya mempertahankan tradisi berkirim kartu ucapan itu terlihat dengan memajang beberapa kartu ucapan buatan tangannya yang diberi bingkai di tembok depan lapak miliknya yang terletak tepat di depan Gedung Kesenian Jakarta ini. Dengan begitu, pengunjung lapaknya akan tahu kalau bapak empat orang anak ini masih melayani pembuatan kartu ucapan dari kertas foto. Bonusnya adalah dia tidak perlu repot-repot melakukan promosi kepada calon pemesan lukisan. Kompetisi Website Kompas Muda IM3
Siapkan Bonus
Soleh, yang saat ditemui SH menggunakan kemeja berwarna biru, berkisah, tahun 1990-an permintaan pembuatan kartu ucapan masih tinggi. Menjelang Natal dan Tahun Baru, banyak orang datang memintanya dan pelukis lain untuk membuat goresan berisi ucapan selamat Natal dan Tahun Baru.
Memasuki tahun 2000-an, usaha membuat kartu Natal masih dapat dipertahankan beberapa pelukis. Ramalan 2009 ini, tak satu pun pelukis yang masih menerima pesanan kartu ucapan selain Soleh.
Begitu kurang diminatinya sehingga saat SH meminta dibuatkan kartu ucapan dia harus membuka lemari penyimpanannya dan mencari-cari di mana diletakkannya kertas foto yang menjadi bahan dasar kartu ucapan itu.
Soleh bersyukur kalau guratan tangannya masih diperhitungkan masyarakat Jakarta. Ia mengaku, masih ada dua sampai tiga orang yang meminta dibuatkan kartu ucapan yang berwujud akhir berwarna gradasi merah, jingga, kuning, dan putih ini.
Satu orang, menurut kisahnya, memesan hingga lima lembar kartu ucapan. “Syukur masih ada yang mau menghargai karya seni seperti ini,” ujarnya.
Soleh yang tergabung dalam Kelompok Pelukis dan Penulis Indah (KPPI) menagih ongkos ganti kertas dan lukisan serta tulisan indah dengan harga Rp 20.000 per lembar kartu ukuran 5R atau 12,5x18 sentimeter, sedangkan ukuran 10R atau seluas 20x25 sentimeter persegi dihargainya Rp 50.000.
Soleh berharap, kehangatan Natal tetap hadir dalam kartu ucapan. Mungkin harapannya tidak berlebihan karena teknologi mengurangi romantisme suasana Natal.
mudah3an tidak tergerus oleh teknologi. Yakin deh, setiap usaha pasti ada jalan. Walaupun berbagai media sosial sudah ada dan memungkinkan mengirim ucapan selamat secara digital, namun kartu-kartu berbentuk fisik akan tetap diminati