Lyrids Meteor Foto Video
by Unknown
Langit Bandung dan sekitarnya diperkirakan cerah pada Rabu (21/4) malam hingga Kamis (22/4) dini hari, kata Prakirawan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Bandung, Anni Hanifah, sehingga ketika meteor Lyrids muncul bakal terlihat jelas.
"Cuaca di Bandung Raya dan beberapa daerah di Jabar malam nanti diperkirakan cerah, sehingga bisa dengan jelas melihat fenomena alam itu," kata Anni Hanifah, di Bandung, Rabu.
Kamis dini hari diperkirakan menjadi puncak hujan meteor Lyrids yang dapat dilihat dengan mata telanjang dari belahan Bumi bagian ekuator dan utara.
Menurut Anni, kemungkinan awan tipis terjadi di beberapa tempat, namun diperkirakan tidak akan terjadi hujan dan atau awan tebal. "Saat ini sudah memasuki periode peralihan musim. Kebetulan hari-hari ke depan masih kemarau dengan sedikit awan, hujan sudah berkurang dan langit malam hari di Bandung biasanya cerah," kata Anni.
Sementara itu fenomena hujan meteor Lyrids terjadi dan dapat dilihat dengan mata telanjang pada 16-26 April 2010.
Profesor Riset Astronomi Astrofisika LAPAN Thimas Djamaluddin menyebutkan fenonema itu terjadi karena bumi berevolusi melewati sisa debu lintasan komet Thatcher, kemudian debu itu menembus atmosfer dan terbakar. "Debu-debu itu yang terlihat seperti hujan meteor, seperti bintang jatuh. Namun fenomena itu tidak membahayakan penduduk bumi karena batuan yang masuk tebakar saat memasuki atmosfer," kata Thomas.
Fenomena itu terjadi sejak 2600 tahun lalu. Pada 1800-an peneliti baru menyimpulkan penyebab terjadinya fenomena hujan meteor Lyrids. "Titik pancar hujan meteor Lyrids berasal dari rasi bintang Lyra. Intensitasnya tergolong sedang, karena hanya terlihat belasan meteor per jam," kata Thomas menambahkan.
"Cuaca di Bandung Raya dan beberapa daerah di Jabar malam nanti diperkirakan cerah, sehingga bisa dengan jelas melihat fenomena alam itu," kata Anni Hanifah, di Bandung, Rabu.
Kamis dini hari diperkirakan menjadi puncak hujan meteor Lyrids yang dapat dilihat dengan mata telanjang dari belahan Bumi bagian ekuator dan utara.
Menurut Anni, kemungkinan awan tipis terjadi di beberapa tempat, namun diperkirakan tidak akan terjadi hujan dan atau awan tebal. "Saat ini sudah memasuki periode peralihan musim. Kebetulan hari-hari ke depan masih kemarau dengan sedikit awan, hujan sudah berkurang dan langit malam hari di Bandung biasanya cerah," kata Anni.
Sementara itu fenomena hujan meteor Lyrids terjadi dan dapat dilihat dengan mata telanjang pada 16-26 April 2010.
Profesor Riset Astronomi Astrofisika LAPAN Thimas Djamaluddin menyebutkan fenonema itu terjadi karena bumi berevolusi melewati sisa debu lintasan komet Thatcher, kemudian debu itu menembus atmosfer dan terbakar. "Debu-debu itu yang terlihat seperti hujan meteor, seperti bintang jatuh. Namun fenomena itu tidak membahayakan penduduk bumi karena batuan yang masuk tebakar saat memasuki atmosfer," kata Thomas.
Fenomena itu terjadi sejak 2600 tahun lalu. Pada 1800-an peneliti baru menyimpulkan penyebab terjadinya fenomena hujan meteor Lyrids. "Titik pancar hujan meteor Lyrids berasal dari rasi bintang Lyra. Intensitasnya tergolong sedang, karena hanya terlihat belasan meteor per jam," kata Thomas menambahkan.
Post a Comment