Beri Kesempatan Kabinet Indonesia Bersatu II Bekerja

Pro kontra dan kritik tajam dilayangkan terhadap komposisi Kabinet Indonesia Bersatu II yang dibentuk Presiden Susilo Bambang Yudhoyono bersama Wakil Presiden Boediono. Belum lagi bekerja, sejumlah Nama Menteri 2009 yang dinilai tak layak menempati posnya diragukan kapabilitas dan kinerjanya.
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Kamis (22/10), di Istana Negara Jakarta melantik 34 Menteri Kabinet Indonesia Bersatu II dan tiga pejabat setingkat menteri. Sebelum menyebutkan nama-nama anggota kabinetnya, Yudhoyono sempat mengungkapkan bahwa susunan kabinetnya itu bakal mengundang reaksi yang pro dan kontra.

Namun hal itu dinilainya sebagai hal yang wajar. Kepala Negara menambahkan dalam menghadapi kritik dan kecaman dari sebagian masyarakat, para menteri harus sabar, tegar, dan terus berikhtiar. Oleh karena itu ia meminta agar tidak selalu menjawab keraguan itu dengan kata-kata namun menjawab dengan bekerja serta memberikan bukti hasil kerja yang sesuai dengan target dan mampu mensejahterakan rakyat.

Sistem pemerintahan kita adalah presidensiil dan pemilihan para menteri adalah hak prerogatif presiden. Meski masih merekrut wajah-wajah lama di kabinetnya, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono melakukan perubahan masif dalam komposisi Kabinet Indonesia Bersatu II. Meskipun tidak sesempurna yang diharapkan seluruh masyarakat Indonesia, sebaiknya kita hormati keputusan presiden itu. Tidak adil kita menilai tim yang belum mulai bekerja. Beri mereka kesempatan bekerja dulu, jangan buru-buru dinilai.

Para menteri akan dievaluasi secara bertahap, mulai 100 hari, satu tahun, dan lima tahun. Dan di zaman yang demikian demokratis dan presiden memberi penekanan pada suasana demokratis itu, maka rakyat pun diberi hak untuk mengevaluasi kerja para menteri. Melihat latar belakang seperti itu, maka kita beri kesempatan kepada para menteri untuk bekerja. Sebagai masyarakat, kita diberi kesempatan untuk terus mengevaluasi kerja mereka.

Setelah bekerja untuk kurun waktu 100 hari pertama, maka baru bisa dinilai bagaimana kerja para anggota kabinet itu berdasarkan sejumlah parameter kinerja yang telah ditetapkan. Setelah 100 hari kabinet perlu dievaluasi dan kalau perlu dikritik habis-habisan. Namun, kalau kinerja tim kabinet bagus jangan pelit untuk memberikan pujian.

Oleh karena itu, para calon menteri untuk tidak terbuai oleh kesenangan dan jabatan mereka. Para anggota kabinet harus melaksanakan program kerja yang telah ditetapkan presiden. Program 100 hari merupakan ujian pertama mereka di kabinet. Karena itu, mereka harus menyelesaikannya dengan baik, meski hasilnya tidak optimal dan menyeluruh.
Bookmark and Share

1 komentar:

    Biasalah..
    setiap ada keputusan tentang Indoensia yang mencoba menuju lebih baik..pasti ada ajah tuh
    orang2 yang komplen dan kritik
    yaah... krtitik itupun untuk kebaikan
    kalo ngga di kritik
    nanti kabinet dan Pemilik kabinet
    merasa sudah menjadi paling benar
    nanti malah semena-mena or malah akan terulang rezim kayak dulu
    :D
    terimaksih sharingnya
    saya tungguin posting selanjutnya
    :D

     

Post a Comment