Demokrasi Indonesia 2009

Kampanye Damai Pemilu Indonesia 2009 - Para penghayat demokrasi Indonesia, di saat-saat sunyi menjelang tidur, sering tertawa-tawa sendiri. Tingkat kepemilikan proses demokratisasi pada kehidupan bangsanya sudah melampaui puncak kepusingan ilmiah dan kegetiran nurani, sehingga tahap yang terjadi kemudian adalah perlunya kesanggupan untuk mengkomedikannya - agar jiwa tetap plastis, pikiran kembali jernih dan tenaga tidak berputus asa.

Para pejuang demokrasi di negeri Indonesia ini air matanya habis terkuras oleh tangis dan tertawa geli berkepanjangan. Mereka berdomisili di rumah hantu yang lorong-lorongnya gelap, berliku-liku dan hampir selalu buntu ujungnya. Kalaupun tak buntu, mereka kaget karena langkahnya tiba kembali ke tempat itu-itu juga ibarat jalan di tempat.

Proses demokrasi menuju Demokrasi Indonesia 2009 ini mungkin jalannya cukup licin. Maka, hati-hatilah jangan sampai terpeleset. Kalau sekadar terpeleset sedikit dan lumpur mengenai celana dan bajumu dengan tulisan 'Pembangkang', "dissident", "bajingan", "wts" (waton suloyo), "layak cekal" apalagi kalo cuma sekadar "orang cemburu sosial", masih lumayan.

Tapi kalau terpeleset sampai kaki politikmu terserimpung, tangan ekonomimu terkilir, atau bahkan kepala sejarahmu gegar otak, celakalah engkau. Mungkin itu sebabnya banyak orang menunggu Pengsiun untuk memperjuangkan demokrasi.

Para pejuang dan penghayat demokrasi di negeri Indonesia 2009 ini bukan sekadar harus tahan banting, berwatak ayam kampung yang merdeka dan eksploratif serta memiliki kapasitas kesaktian yang memungkinkan tetap tegar sesudah terjepit, tertindih, dan tercampak. Mereka harus memperhitungkan momentum sejarah yang tepat dengan melontarkan isu demokrasi untuk suatu 'Dzikir Zaman" agar makin banyak orang mengingat-ingat demokrasi.

Kebanyakan manusia kursi terjepit dalam dimensi benere dhewe (benarnya sendiri). Lahirlah otoritarianisme, subyektifisme monopoli dan kesepihakan. Kita tahu betapa mahal ongkosnya, berapa juta orang menderita, dimiskinkan, dihukum tidak sesuai kesalahan, dibodohkan dan diambangkan nasibnya.

Aspirasi ide demokrasi memancar ketika orang menapaki dimensi yang lebih tinggi, benere wong akeh, benarnya orang banyak. Lahirlah pemimpin yang sama sekali tidak bisa disamakan dengan penguasa dan pemerintah. To be Continued .... Kampanye Damai Pemilu Indonesia 2009

source : Slilit Sang Kiai
Bookmark and Share

0 komentar:

Post a Comment