Menara Jam Mekkah - Makkah Mean Time

Selesainya pembangunan Menara Jam Mekkah banyak pihak yang setuju dan ingin agar GMT digantikan oleh Makkah Mean Time begitu kuat dan cukup gencar serta menjadi pembicaraan khalayak ramai. Pemberitaan seputar dan mengenai Menara Jam Mekkah ini agar menjadi acuan bagi perhitungan waktu di dunia, atau menjadi Makkah Mean Time, telah menyebabkan orang mencoba mengadakan voting dan menyaring pendapat dari berbagai pihak dan kalangan.

Arab Saudi telah mengoperasikan jam bermuka empat terbesar di dunia di kota suci Islam, Mekkah. Jam ini memiliki tinggi enam kali jam Big Ben di Inggris. Penggagas utama jam terbesar di dunia itu tak lain Pangeran Abdullah, Raja Arab Saudi.Pembuatan jam senilai 800 juta dolar AS ini diserahkan kepada insinyur Jerman dan Swiss.

Menara jam dengan empat sisi ini akan dipasang di atas sebuah pencakar langit besar yang memiliki tinggi total sekitar 600 meter atau tertinggi kedua di dunia setelah Burj Al Khalifa di Dubai. Dengan diameter sekitar 40 meter, jam Saudi ini akan lebih besar dari juara dunia jam terbesar saat ini yakni jam Mall Cevahir di Istanbul, yang memiliki lebar 36 meter dan ditaruh di atap sebuah kompleks perbelanjaan.

Pemandangan sekitar Masjiddil Haram Makkah dan Kakbah merupakan bagian dari upaya Saudi untuk mengembangkan kota yang dikunjungi oleh jutaan jemaah haji setiap tahunnya itu. Percobaan jam ini sudah dilakukan pada hari pertama Ramadhan, Kamis lalu. Saat ini hanya satu sisi dari empat sisi jam yang telah dibangun dan dilapisi dengan 98 juta lembar kaca mozaik.Bagian depan jam ini akan didekorasi dengan mozaik kaca dan terbuat dari karbon fiber, bahan yang sangat kuat dan digunakan pada pesawat luar angkasa dan teknologi lainnya.

Di setiap sisi jam tersebut akan tertulis "Allahu Akbar" dalam bahasa Arab dilengkapi dengan ribuan lampu warna-warni. Jam akan terlihat dari jarak sekitar 25 kilometer. Sebuah dek observatorium direncanakan dibangun di dasar jam. Sebentuk bulan sabit emas yang sangat besar berdiameter 23 meter akan diletakkan di atas jam.

Dukungan penggantian Greenwich Mean Time (GMT) dengan Makkah Mean Time (MMT) muncul di jejaring sosial Facebook. MUI dan pemerintah diminta turut mensponsori pergantian itu.

Pergantian titik nol dari Greenwich ke Makkah ini setidaknya akan mengurangi masalah penentuan tanggal 1 Ramadan atau Syawal di Indonesia dan negara lainnya.

Si pembuat grup DUKUNG GMT DIGANTI DENGAN MEKKAH MEAN TIME (MMT), Elfizon Anwar, berharap, ambisi Makkah tersebut bisa menjadi kenyataan. Dengan adanya waktu dan sistem kalender sendiri, masalah-masalah yang biasanya terjadi pada penentuan waktu seperti 1 Ramadan atau 1 Syawal, tidak akan terjadi lagi.

"Dengan adanya perubahan permulaan titik 'nol'-nya ini, Insya Allah umat Islam akan mempunyai waktunya tersendiri dan melengkapi almanak hijriah umat Islam itu sendiri," begitu pendapat si pembuat grup yang beralamat di Tangerang, saat dijenguk Jumat (13/8/2010).

Grup tersebut belum ramai, baru didukung 41 facebooker. Dua topik yang dilempar Elfizon dalam forum diskusi, yakni 'Menghitung Waktu Dunia' dan 'Dahsyatnya Akibat Janji dan Sumpah', belum ditanggapi.

Grup ini muncul setelah pemerintah Arab Saudi melansir soal ambisinya mengubah pusat waktu dunia dari Greenwich ke Makkah. Saat ini, pemerintah Arab Saudi sedang merampungkan proyek menara jam raksasa di kota Makkah.

Menara jam tersebut lima kali lebih besar dibandingkan Big Ben di London. Meski bangunannya belum sepenuhnya rampung, jam raksasa yang terletak di puncak menara Abraj Al-Bait itu sudah mulai berdetak.

Menara jam ini berbentuk kubus empat sisi. Diameter jam mencapai 40 meter, mengalahkan jam terbesar sebelumnya yang menjadi atap Cevahir Mall di Turki dengan diameter 35 meter. Waktu yang digunakan oleh jam tersebut adalah Arabia Standard Time, tiga jam lebih dulu jika dibandingkan dengan GMT.

Sejak 125 tahun lalu, GMT telah disepakati sebagai wilayah yang dijadikan ukuran awal waktu dunia karena dilalui titik nol derajat. Penentuan titik ini penting untuk mempermudah ukuran waktu perjalanan dan komunikasi antar-negara.

Namun, bagi Arab Saudi, Makkah dianggap lebih tepat sebagai episentrum dunia. Kota suci umat muslim tersebut diklaim sebagai wilayah tanpa kekuatan magnetik, artinya jarum kompas tidak bergerak di daerah ini.

Dari berita yang coba kami lansir dari berbagai sumber, tentang keinginan menjadikan Menara Jam Mekkah menjadi pengganti GMT telah cukup luas beredar. MMT bisakah menggantikan GMT pada kahirnya? Kita tunggu saja berita dan kabar selanjutnya dari munculnya Mekkah Mean Time itu!
Bookmark and Share

0 komentar:

Post a Comment