Goyangan Erotis dan Panas Kampanye Pemilu 2009

Melakukan bergoyang erotis dan berjoget seronok dengan artikel agak panjang di Kampanye Damai Pemilu Indonesia 2009, mungkin lebih baik dibanding goyangan erotisme artis dangdut yang dipertontonkan pada peserta kampanye yang tidak sedikit adalah anak-anak seperti yang dipertontonkan saat kampanye terbuka Partai Golkar dan kampanye Partai Gerindra di beberapa daerah.

Menjelang pelaksanaan pemilihan umum yang tinggal beberapa hari lagi, suhu politik semakin panas. Apalagi setelah dimulainya kampanye terbuka, di mana masing-masing partai politik peserta pemilu diperbolehkan mengerahkan massanya guna meraup suara sebanyak-banyaknya.

Berbagai cara dapat digunakan oleh peserta pemilu dalam melakukan kampanye, mulai dari orasi di lapangan, gedung olah raga, dan tempat lain yang diperbolehkan oleh undang-undang dalam berkampamnye. Hingga menggunakan sarana atau media artis penyanyi, baik grup band, artis penyanyi maupun kesenian tradisional.

Seperti kasus di Ponorogo, Jawa Timur, seorang pegawai negeri sipil yang divonis penjara dan diwajibkan membayar denda oleh pengadilan negeri setempat akibat berkampanye menjagokan seorang calon legislatif yang sekaligus istrinya. Tentunya kasus ini menjadi pelajaran bagi PNS lain agar tidak ikut berkampanye, walaupun tetap menggunakan hak pilihnya.
Pelanggaran kampanye lain, yaitu banyaknya anak-anak di bawah umur yang terlibat di dalam kampanye parpol.

Dari segi etika pun, peserta pemilu seringkali mementaskan musik dangdut dengan penyanyi yang melantunkan lagu-lagunya dengan berpakaian seronok dan berjoget erotis. Malah adegan erotisme tersebut disaksikan oleh anak-anak kecil.

Belum lagi, masalah tertib lalu lintas di jalan raya. Tak heran bila para petugas polisi lalu lintas melakukan tindakan tegas terhadap para pengendara kendaraan bermotor. Seperti tidak menggunakan helm, berboncengan bertiga, hingga menggunakan suara mesin yang keras, bagi kendaraan roda dua. Termasuk berdiri di atas mobil atau bus, mengganggu kendaraan lain, dan lain sebagainya. - Kampanye Damai Pemilu Indonesia 2009

Sungguh merupakan keprihatinan kita tentang menyikapi pemilu, terutama kampanye. Sebab, banyak simpatisan parpol yang justru tidak mengetahui visi dan misi parpol jagoannya. Mereka terkadang datang di area kampanye bukan untuk mendengarkan orasi juru kampanye. Namun, terkesan hanya untuk hura-hura. Ya, hura-hura politik.

Soal pelanggaran pemilu, terbetik berita yang lebih memprihatinkan lagi, yaitu terdapat beberapa caleg yang berurusan dengan aparat kepolisian, karena kasus-kasus kriminal. Ada yang menggelapkan kendaraan bermotor, kasus penipuan, bahkan sampai tindakan pemerasan yang dilakukan oleh oknum panwaslu terhadap beberapa caleg. Kasus tersebut contohnya terjadi di Purwakarta, Jawa Barat.

Melihat eforia pemilu, maka tak mengherankan bila salah satu rumah sakit jiwa di Surakarta, Jawa Tengah menyediakan beberapa tempat khusus untuk para peserta pemilu, terutama caleg yang mengalami depresi. Hal ini mengingat kasus pilkada di Ponorogo, Jawa Timur. Salah satu calon bupati mengalami tekanan mental yang berat, bahkan sampai berhutang hingga mencapai milyaran rupiah.

Melihat beberapa pelanggaran pemilu di atas, kiranya kita berharap agar pelaksanaan pemilihan umum agar berjalan dengan tertib, damai, dan elegan. Dengan demikian akan terwujud pimpinan yang sesuai dengan kehendak rakyat dan mempunyai wawasan kenegaraan yang baik, di samping tercapainya wakil rakyat yang dapat memahami sekaligus menampung segala aspirasi masyarakat. - Kampanye Damai Pemilu Indonesia 2009
Bookmark and Share

0 komentar:

Post a Comment