Terbukti Pemilu Damai, Ramalan Pemenang Pemilu 2009 ?

Kampanye Damai Pemilu Indonesia 2009 - Bukan mau membahas ramalan pemenang pemilu 2009, ataupun Ramalan Presiden 2009 karena buat apa melakukan ramalan pemenang kalau perhitungan masih belum kelar, paling juga memprediksi dengan quick count siapa kira-kira yang nanti diumumkan dalam pengumuman partai politik pemenang pemilu Indonesia 2009.

Deddy Corbuzier dulu pernah bilang dan berjanji bahwa Deddy Courbuzier mau menebak hasil Pemilu 2009 Ramalan Pemilu Pilpres (Wuiih kayaknya Ki Jokobodo sama Mama Lauren bakal ikutan membuat Ramalan Pengumunan Partai Politik Pemenang Pemilu Indonesia 2009 )

“Deddy mengaku ingin menebak siapa yang akan jadi Presiden Indonesia 2009 “. Mengutip kata orang muda dulu (kalo orang tua dulu kebanyakan udah pada mokat meninggal khan… ampun ) “Saguru Saelmu Ulah Ganggu” … One Science One Teacher Don’t Disturb.
Kendati dilanda berbagai kritik bernada sinis, pedas, tajam,akhirnya KPU boleh bernapas lega. Hajatan contrengan di pelosok negeri dilaporkan berlangsung aman. Memang masih ada kendala-kendala kecil di sana-sini, seperti misalnya soal pendistribusian logistik pemilu yang sebelumnya diprediksi paling berpotensi mengganggu pelaksanaan Pemilu ternyata bisa dia. Wilayah Papua saja yang letaknya paling jauh dari KPU Pusat, pada hari H, Gubernurnya melaporkan bahwa kondisi logistik pemilu di wilayah itu mencapai 97 persen.

Apalagi di daerah lain yang relatif lebih mudah dijangkau. Itu artinya semua stakeholder di daerah-daerah telah memberikan peran signifikan dengan mengedepankan kearifan lokal, sehingga Pemilu legislatif bisa beralangsung sesuai dengan baik.

Fakta ini, setidaknya telah membuktikan dua hal. Pertama, bahwa Pemilu 2009 yang selama ini sering digembar-gemborkan akan rusuh, penuh konflik, berantakan dan sederet hujatan bernada pesimis, akhirnya gugur dengan sendirinya.Kedua, bangsa ini lebih suka berteriak dan membesar-besarkan persoalan kecil daripada serius memikirkan solusinya. Ini lantaran, kita selalu menggunakan cara pandang “kepentingan”.

Dengan cara pandang model ini, keberpihakan seseorang atau sekelompok orang sangat tergantung pada apakah kepentingannya terlindungi atau terakomodasi. Jika tidak, maka siapapun pengambil kebijakan, ia adalah “musuh” yang harus dilawan, dicerca dengan macam-macam hujatan pedas, dianggap tidak becus, dicap tidak memiliki kapasitas dan seterusnya.

Kita lupa bahwa bangsa ini memiliki sejumlah modal sosial hasil warisan budaya leluhur, yaitu kepedulian dan spontanitas sosial dalam menghadapi persoalan bersama. KPU, Panwaslu, Bawaslu dan semua lembaga-lembaga terkait pemilu lainnya, tidak diciptakan untuk mengambil alih semua bentuk spontanitas masyarakat. Sehebat apapun ia, KPU dkk tetap membutuhkan peran serta masyarakat.

Ketika tak ada kendaraan untuk mengangkut logistik Pemilu ke daerah pedalaman, masyarakat punya kuda untuk membantunya. Ketika tak ada kapal untuk mencapai pulau terpencil, rakyat punya perahu dan sampan yang siap mendukung pendistribusian logistik pemilu agar tiba tepat waktu. Pertanyaannya, sudahkah semua modal sosial itu telah diperhitungkan dalam proses perumusan penyelenggaraan Pemilu yang partisipatif? Jika belum, maka hal ini menjadi Pe-er kita bersama.Kita bersyukur bahwa Pemilu akhirnya dapat terlaksana dengan baik.

Mungkin masih jauh untuk dikatakan sukses, karena masih ditemukan banyak kekurangan di sana sini. Lebih-lebih masalah DPT yang masih membutuhkan waktu panjang untuk dibenahi agar ke depan Pemilu bisa berlangsung secara lebih bermartabat.
- Kampanye Damai Pemilu Indonesia 2009
Bookmark and Share

0 komentar:

Post a Comment