Ambalat Lepas, Peta Indonesia bisa berubah Lagi

Apakah peta Indonesia yang sudah mapan setidaknya dalam 6 tahun terakhir itu akan berubah lagi? Jawabannya sangat tergantung pada seberapa “cerdas” para diplomat kita dengan dukungan seluruh anak bangsa mempertahankan wilayah Ambalat dari aksi provokasi Malaysia.
Sejak Merdeka tahun di tahun 1945 hingga sekarang, peta Indonesia sudah beberapa diubah. Negeri ini pernah mengalami pengurangan wilayah yang amat dramatis dalam kurun waktu 1945-1949. Berdasarkan Perjanjian Linggajati tahun 1947, jurisdiksi RI hanya efektif di Pulau-pulau Sumatera, Jawa dan Madura.

Tapi berkat keuletan para diplomat muda RI di forum internasional, mereka berhasil memenangkan simpati dari kebanyakan anggota PBB, sehingga dalam Konperensi Meja Bundar di Den Haag tahun 1949, Belanda terpaksa mengakui kedaulatan Indonesia, tanpa wilayah Irian Barat yang secara de facto berada di bawah penguasaan Belanda.

Deklarasi Djuanda yang dimaklumatkan pada 13 Desember 1957 dan diratifikasi oleh parlemen tahun 1960, Indonesia menghitung sendiri perbubahan wilayahnya dari 2.027.087 km persegi menjadi 5.193.250 km persegi (masih tanpa wilayah Irian Barat), karena Deklarasi Djuanda menentukan batas teritorial laut adalah 12 mil dari garis pantai dan seluruh perairan di antara 196 garis dasar pulau-pulau terluar adalah wilayah Indonesia.

Dengan masuknya Iran Barat tahun 1962, peta Indonesia berubah lagi. Luas wilayah Indonesia termasuk ZEE-nya bertambah lagi menjadi 7,7 juta km persegi. Tetapi sejak tahun 2002 luas wilayah RI sedikit berkurang setelah dua pulau kecil Sipadan dan Ligitan yang kurang mendapat perhatian sebelumnya, berhasil “dirampas” Malaysia melalui Mahkamah Intenasional berdasarkan prinsip effective occupation.
Bookmark and Share

0 komentar:

Post a Comment