Penampilan Butet Kartaredjasa Memuakkan di Deklarasi Pemilu Damai

Malam Deklarasi Pemilu Damai menjadi 'tidak damai'. Acara yang seharusnya penuh dengan suasana persahabatan tersebut berubah jadi tegang lantaran 'ulah' monolog Butet Kartaredjasa.

Saya jarang nonton Televisi, cuma ada beberapa teman kongkow-kongkow di warung kopi, dan celoteh beberapa Ibu-ibu segar yang biasa pergi setiap pagi ke Pasar untuk belanja. Mereka membahas penampilan Butet Kartaredjasa yang memuakkan , saat acara Deklarasi Pemilu Damai ... dari mulai Ibu Rumah Tangga, Para Pensiunan, Ibu Warakawuri, Ibu Purnawirawan nyambi berbelanja sambil membahas Mas Butet.

Karena saya jarang nonton Televisi tidak tahu apa yang sebenarnya dibahas, apakah penampilan Butet Kartaredjasa yang biasanya menarik perhatian dan disukai ... kok sekarang jadi sedikit 'dibenci'.

Deklarasi Pemilu DamaiHarus searching dulu nih ada apa dengan penampilan Butet yang menjengkelkan dan memuakkan kalangan bawah, kalangan menengah dan kalangan atas di kampung kami ??? Ternyata bukan hanya di kampung kami ... saya tidak mau ikut berkomentar karena tidak menonton tayangan butet kartaredjasa yang katanya memuakkan.

Tidak bisa mengutip ucapan Bi Abun yang berapi-api misuh-misuh sama Si Butet, tidak mungkin juga menulis kutipan dari ucapan Dedi Kincir yang napasnya sampai turun naik saat membahas tayangan dan penampilan Butet Kartaredjasa di Televisi kemarin saat Deklarasi Pemilu Damai apalagi kalau harus menulis pendapat Aki Eman saat ditanya pendapatnya mengenai Monolog Butet di malam Deklarasi Pemilu Damai "bari tipopolot renghap ranjug plus kekerot sigana upami butet aya payuneun bakal dilegleg atah-atah jeung calana-calana jerona ... ku Aki Eman" ... Aki Eman teh katelah tukang Ngarakrak Iga, ngan duka Iga lauk duka Iga Ucing Garong. (Translate sendiri ya :D).

Padahal mereka-mereka itu dulu sangat suka dengan penampilan Butet Kartaredjasa, Para pembaca pasti tidak mengenalnya. Saya coba cari dulu dari kalangan partai politik dan pejabat menanggapi ulah Butet di malam Deklarasi Damai, karena saya pikir dari golongan bawah dan menengah dan atas ukuran kampung kami ... sudah terwakili oleh para tetangga sekitar rumah saya. Setelah Googling saya dapat juga beberapa kutipan senada.

Partai Demokrat merasa kecewa dengan penampilan Butet yang seharusnya membawa kedamaian dalam deklarasi damai tersebut. "Arena yang seharusnya menonjolkan suasana damai tetapi terjadi provokasi. Membuat masyarakat terprovokasi," kata Sekjen Partai Demokrat Marzuki Alie usai acara deklarasi.

Komisi Pemilihan Umum (KPU) juga menyesalkan tindakan Butet. Namun, meski menyesalkan, KPU menganggap penampilan Butet wajar karena memang tidak ada aturan khusus dalam penampilan seni budaya oleh para capres-cawapres.

"Memang seyogyanya hari ini adalah kampanye damai tidak menimbulkan perasaan tidak enak pada orang lain," kata Ketua KPU Abdul Hafiz Anshary.

"Bahwa ada eskpresi yang dinilai begitu ekspresif menurut saya wajar saja. Kami memang menyediakan waktu dan tempat untuk setiap pasangan calon menyampaikan atraksi seni dan memang kita tidak mengatur secara detil. Atraksi apa saja boleh," imbuh anggota KPU lainnya, Andi Nurpati.

Terlepas dari pro dan kontra penampilan Butet dalam Deklarasi Pemilu Damai, yang jelas masyarakat Indonesia disuguhi atraksi yang 'menakjubkan' sekaligus menghibur, tapi menyayat bagi yang merasa dipojokkan bahkan ternyata di kampung kami rakyat kecil dari kalangan bawah sampai atas ukuran kampung juga ikut 'marah'.


Bookmark and Share

1 komentar:

    Sayang sekali emang mas.. kayaknya mas butet kemarin dalam menyampaikan ekspresinya kurang menyesuaikan dengan audience dan tema yang diusung kali ya

     

Post a Comment